Senin, 06 September 2010

PANTAT TAK BERCUKAI


Berawal dari kumpul2 dalam kamar yang punya gawe. Hiburan tontonan atau apapun yang menurut benak kami itu menarik. Tontonannya film edukasi tentang orang dewasa. Ini gambaran dari nestapa para pengabdi nafsu birahi. Saat semua khusuk menikmati gambaran birahi para artisnya, dan membayangkan “melakukan”. Ada kejadian menarik. Tiba2 dan tanpa dinyana siapapun, belanda menyerang. Dengan satu dentuman bom yang menghentak hidung dan lamunan.
Ledakan ditelusuri, dan ketemu. Ternyata dari salah satu lubang yang bertuan. Pantas saja ledakannya meletus sembarangan. Lubang itu tak pernah sekolah, dan lubang itu ilegal. Seperti rokok yang harus punya cukai untuk dijual, lubang itu tak bercukai. Inilah nasib ‘Pantat Tak Bercukai’.
Ya pantat. Sebuah lubang kecil yang dikawal oleh dua gundukan besar untuk melindungi nya. Pantat kita tak pernah bercukai dan akan selalu ilegal, bisa mengeluarkan ledakan. Kapan saja dan di mana saja. Tak peduli dihadapan presiden atau menteri. Yang pasti, pantat selalu bebas berekspresi. Jangan pernah salahkan pantat berirama, kalo kita sendiri tak pernah merasa menyekolahkan pantat untuk bertatakrama. Tak pernah mendaftarkan pantat kita kebadan cukai negara. Atau memberikan setempel lunas sekolah sembilan tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar