Semilir angin mengenai alam bawah sadarku
Begitu hangat dan tak peduli akan semuanya
Jemari menari dan angan membumbung tinggi
Seonggok daging mengucap syukur pada Nya
Syukur yang tak terlupa
Jiwa meronta raga menghempas
Terlepas......
Sadar ku mulai merayap pasti
Setitik harapan menggebu di hadapanku
Angan kembali muncul dan mencongkel semuanya
Semua tanpa tersisa
Hinga jiwa ku kabur entah kemana
Cungkup mahkota telah membawa nya
Dan jiwaku kembali ke paraduan semula
Peraduan yang terlupa dan tertutup oleh syukur ku
Semua terlempar tak tersisa tanpa bekas
Bahkan telapak tubuhku pun menghilang entah kemana
Semuanya memang lebih agung
Lebih sempurna
Lebih dahsyat
Tanpa ampun ku tertindas
Di injak sampai ke dasar palung terdalam
Terhina oleh suasana
Kuratapi hingga ku mampu kembali ke permukaan
Sampai akhirnya ku terlempar kembali sampai ke perut bumi
Tragis
Mengenaskan
Tapi membahagiakan
Bahagia atas semua peristiwa
Baik tertangkap baik
Buruk tertangkap buruk
Tertawa atas dasar benang merah
Tertawa atas dasar senyum
Tertawa atas dasar retorika
Ku tinggalkan semua peristiwa
Ku berjalan menaiki kembali
Sampai saat ini ku telah sampai perut vulkano
Di temani para cecunguk setiaku
Di temani para kampas emosi ku
Terima kasih para-para ku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar