Minggu, 10 Oktober 2010

KEGETIRAN YANG MENAWAN

Sayap-sayap yang berkelebatan membasahi urat nadi, hanya beberapa kali mengudara dan kemudian berdiam diri. Angin itu tetap merayap, dan secara tak sengaja mengenai beberapa kali dedaunan yang hampir runtuh. Seorang kawan diseberang jalan merunduk lesu dengan tangan terhampar luas mengeruk semua impian yang beterbangan. Otak kanan berjalan kebelakang dan kiri berjalan membelakangai, mungkin hanya gurauan itu yang akan menggambarkan. Seekor burung merpati putih , berdiri dengan gagah berani dan menantang dunia dengan segala kemungkinanya. 

Dipojok sebelah kanan, mungkan hanya harapan, dan tak mungkin lagi menggapai walau dorongan itu selalu ada. Wanita cantik menawan yang kemarin masih dengan malu-malu tersenyum dan mengalunkan suara menggetarkan hati itu, tiba-tiba secara jelas dan terbuka berlari menjauhi dan sekarang, hanya tertinggal kepulan asap kendaraan yang semakin hari semakin membutakan mata. Hanya beberapa detik mereka berduaan, dan memandang dengan pandangan penuh nafsu. Andai saja para setan yang butuh mangsa itu mengahampiri, secara suka rela dan berserah diri akan memasang badan.

Persis sejak dini hari tadi, sayap-sayap kembali berkelebat dan membuka. dan dengan tenang para kawan memandang telapak kaki yang sudah mulai pudar. Telapak kaki para pejantan yang menyerah tanpa harapan memang selalu ada, dan akan terus ada. Jika memang Tuhan bermaksud untuk meniadakan, maka para kawan akan dengan serta merta bertindak sebagai manusia-manusia yang akan merdeka, secara jiwa, raga, dan hatinya. 
Sejak itu pula, panas api kembali menguap. seperti bubur yang baru diangkat dari panci besar buatan orang Jerman. Meluap-meluap penuh dengan notasi yang datang dari negeri antah berantah. Walau ini getir yang teramat sangat dan menyakitkan, sejak itu pelajaran telah sampai pada semua bagian dalam tubuh. Sang penyair yang kemarin membelai rambut kambing seperti membelai rambut istrinya, kembali menyalak dan berbuat sesuka hati. Tak peduli orang mau berkata apa, yang penting dia merdeka. Sekarang, jemari dan kata akan kembali keperistirahatanya, dan kembali menjalani tugas rutinya esok hari.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar