Senin, 25 Oktober 2010

16 OKTOBER SENYUM UNTUK KAWAN

Pagi itu aku hanya tertidur beberapa saat, kalau dalam hitungan jam mungkin hanya beberapa jam, alhasil, ketika bangun dan membelalakan mata terasa begitu menyakitkan. Namun semua itu terbayar lunas dan aku pun masih untung beberapa kali lipat. Pagi itu tepat tertanggal 16 oktober, dengan segala hormat dan senyum yang bukan buatan aku ingin bercerita. Tepat pukul 9 pagi, sampailah kita semua di sebuah tempat yang hampir semua orang menyebutnya pemancingan, sedang diriku menyebut, itu tempat makan dan terindahku bersama para kawan sebayaku yang hampir saja berpisah dalam waktu dekat ini.

Berkat hari itu aku kembali berpikir dan merenungi diriku yang terlalu gampang meyerah dan cenderung terlalu membuat suasana tak begitu mendukung. Kutengok kawan-kawanku yang tersenyum dengan gembira dan penuh dengan semangat yang terlalu besar bagi diriku. Saat ikan2 itu terangkat dari kolam renang, saat itu pula aku kembali mengingat beberapa tahun yang lalu ketika sesama kami baru saling mengenal. Tak terasa, saat ini sudah 4 tahun lebih, dan tubuhku sudah mulai menua dengan semangat yang tertinggal jauh oleh para kawanku.

Waktu menunujukan jam 11, dan kami makan besar dengan segala hidangan yang tentunya terbuat dari ikan dan tentu saja ikan2 itu tinggal dalam air, hahaha.... Makan dan tertawa, dan dibumbui dengan beberapa ceritatentang beberapa rencana mereka setelah lulus, atau tentang kejadian-kejadian yang telah kami alami bersama dalam beberapa tahun. Kembali, otaku seperti tertusuk dengan jeruji yang tak begitu tajam namun sangat menyakitkan. 

Kita adalah manusia yang akan selalu belajar dengan adanya orang lain. Orang lain bagai sumber ilmu bagi diri kita entah kita sadar atau tak sadar, kita mungkin beberapa saat akan terpacu karena keberhasilan orang lain. Tepat jam setengah 12 siang, kami berencana dan langsung berangkat untuk menuju pemandian air panas. Tak ada niat dalam hati untuk membasahkan tubuhku dalam kolam itu. Tapi para kawan telah mendahuluiku dengan rasa kegirangan yang amat sangat. Dengan sedikit enggan, langsung saja kumengikuti ajakan nafsu inginku untuk berbasah-basahan. 

Entah ini sugesti atau memang terbukti secara ilmiah, sepulang seharian bersama para kawan menghabiskan hari, tubuh dan otakku kembali mengikuti jalan yang memang seharusnya. Jalan yang memang seharusnya dari dulu sudah kutapaki, tapi apa daya, penyesalan bukanlah jawaban yang akan menyelesaikan. Hari itu aku berjanji pada tubuhku yang sudah agak normal untuk berjalan kedalam jalur yang akan menuntun untuk keluar dari penderitaan otak ini. 

Salamku untuk para kawanku yang telah mendahuluiku terdaftar sebagai pekerja, atau pengangguran. (Dedikasi teruntuk : Nikola, Awaliyah, Heri, Rinto, Paijo, Nana, Uut, dan Eli). Semoga jalanmu menyenangkan setelah keluar dari lubang ini.... Good Job Kawan.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar